top of page
20231020170646998.jpg

Zona Pameran Imigran Generasi Kedua 
“Suara hati perantau, suara ‘baru’ rumah” 

Rumah Cerita Generasi Penerus

Menurut data demografi Departemen Urusan Rumah Tangga Kementerian Dalam Negeri, hingga Agustus 2023, total populasi Taiwan adalah 23.399.654 jiwa. Diantaranya, jumlah orang asing dan pasangan asing Taiwan telah mencapai 587.304 jiwa. Imigran yang telah naturalisasi menjadi warga negara Republik Tiongkok (R.O.C.)berjumlah sekitar 2,51% dari total populasi Taiwan dan jumlah ini terus bertambah pada setiap tahunnya. Pada zaman transportasi dan informasi yang mudah diakses ini, “rumah” keberagaman yang tidak pernah ada sebelumnya telah terbentuk. Keluarga-keluarga yang tinggal di bumi yang sama di Taiwan, memiliki budaya dan identitas yang berbeda. Perabot dan ornamen yang tampak biasa di rumah menjadi penuh kenangan dan emosi yang meluap karena adanya mobilitas.

Migrasi melintasi lautan: Area pameran pertama Rumah Cerita Generasi Penerus – Area pameran imigran generasi kedua. Kami menggunakan “rumah” sebagai gambaran dengan menyertakan artikel dan cerita generasi kedua dalam dekorasinya. Semoga Anda yang sedang melihat pameran dapat berinteraksi dengan kami melalui barang-barang sehari-hari ini, dan mendengarkan suara-suara yang kecil namun nyata yang mengharukan.

Bilik telepon adalah media penting dalam menyampaikan perasaan sebelum kehadiran ponsel. Namun, suara juga merupakan seberkas cahaya dalam kehidupan yang penuh ketidakpastian. Katakan pada diri sendiri, seseorang yang ada di ujung telepon sana sedang menunggu untuk mendengarkan suaramu dan mengetahui kabarmu. “Bilik Telepon Generasi Penerus” ingin menyampaikan setiap seluk-beluk kehidupan imigran generasi penerus di Taiwan. Pemilik suara di ujung telepon sana mungkin berada di Vietnam, Thailand, Filipina, Tiongkok atau sebaliknya. Meski sumber suara berada di sini, tetapi badan berada di ujung lainnya. Meski suara memandu arah, tetapi jarak juga menjadi dinding pemisah pengalaman tumbuh dan dewasa generasi penerus dengan pengalaman tumbuh orang tuanya. Bilik telepon generasi penerus ingin berbagi dengan para pendengar tentang bagaimana mereka melangkahkan kaki untuk lebih dekat dengan kedua orang tuanya.

Bilik Telepon Generasi Penerus

Narasi Migran

Perubahan dari kata “yi (satu)” menjadi “yi (migrasi)” bukan sekedar retorika sepihak, tetapi merupakan pergeseran hak untuk berbicara, dengan harapan suara para pekerja migran dan imigran generasi penerus dapat didengar dan menjadi pencerita di mikrofon.
Namun ketika isu pekerja migran dan imigran generasi penerus sering diperbincangkan dan menjadi perhatian publik, tidak banyak media yang menyampaikan konteks mereka secara akurat dan lengkap, oleh karena itu, “Narasi Migran” diharapkan dapat menjadi jembatan sosial antara masyarakat dengan imigran generasi penerus dan pekerja migran.
Melalui tema cerita, budaya, layanan dan isu terkait, musim pertama berfokus pada kisah pertumbuhan imigran generasi penerus, menghubungkan budaya makanan, organisasi terkait, layanan dan peristiwa sosial terkini yang erat dengan kehidupan sehari-hari. Musim kedua berfokus pada wawancara pekerja migran di Taiwan yang terjun dalam berbagai bidang seperti kesejahteraan sosial, media visual, musik dan lainnya, membawa pendengar untuk mendalami masyarakat dan budaya pekerja migran di Taiwan. Dengan berlangganan “Narasi Migran”, Anda dapat memahami konteks isu migran dalam waktu singkat!

Zona pameran
 “Perantau dan impian masa depan”

Perspektif migran

Melalui kebiasaan dan barang kehidupan sehari-hari pekerja migran, kita dapat merasakan banyaknya keberagaman di antara orang Taiwan dan pekerja migran. Ketika para pekerja migran bekerja ke Taiwan, kita bisa merasakan perubahan kebiasaan yang menyatu dengan tempat mereka mencari nafkah. Pameran ini akan menyajikan beberapa perbedaan kebiasaan hidup dan budaya antar Taiwan dengan negara asal pekerja migran dan menunjukkan fenomena menarik di balik perbedaan-perbedaan tersebut di atas!

Mungkin sebagian besar masyarakat tidak mengenal pekerja migran dengan baik, perspektif mereka mungkin masih tertinggal pada situasi mereka bekerja atau figur mereka di dalam keluarga perekrut.
Pada dasarnya pekerja migran sama saja dengan orang Taiwan, mereka adalah individu dengan citra tiga dimensi, di mana mereka  juga memiliki kepribadian, kebiasaan dan hal yang disukai. Mereka juga bisa membuat keputusan yang berbeda di hari libur berdasarkan faktor lingkungan, transportasi, dsb.
Sebenarnya kita semua selalu merasa asing satu sama lain, oleh karena itu kami ingin bertanya kepada Anda yang sedang melihat pameran, liburan seperti apa yang Anda suka? Kami persilakan Anda untuk menuliskannya pada kertas catatan dan menempelkannya ke dalam bingkai dialog untuk berbagi dengan semua orang!

Dialog Migran

Koper Pekerja Migran

“Yang kami inginkan adalah tenaga kerja, yang datang malah manusia”, demikian gambaran jurnalis Swiss, Max Frisch tentang proyek pembukaan lapangan kerja bagi perantau asing yang dicanangkan negara-negara Eropa Barat yang berbasis pada motif ekonomi pasca Perang Dunia II. Hingga sekarang, sudah menjadi hal yang lumrah bagi industri primer dari negara-negara pasca-industri bergantung pada pekerja non-domestik. Sejak resmi dibukanya lowongan kerja bagi pekerja asing ke Taiwan pada tahun 1992, selang 30 tahun hingga sekarang ini, jumlah pekerja migran di Taiwan telah mencapai 742.394 orang, yang berarti 1 dari 19 pekerja berusia aktif 15-64 tahun adalah pekerja migran. Pekerja migran bersama orang Taiwan sendiri telah mendukung perkembangan industri dan keluarga. Namun selain status buruh yang kita kenal pada pekerja migran, apakah masih ada yang kita paham dari mereka yang datang dari Thailand, Vietnam, Indonesia dan Filipina? Pameran Koper Pekerja Migran memulai kisah pekerja migran dari kampung halaman, dan apa pengalaman Ming Yu, Jimenez, Alun dan Suna selama beberapa tahun bekerja di Taiwan? Koper ini tidak hanya menyimpan kenangan kampung halaman, tetapi juga berisikan harapan dan respons terhadap keluarga. 

Khuôn viên văn hoá Việt Nam, area Mendengarkan kata mu
 Mereka yang berpindah menuju kota kebahagiaan

Khuôn viên văn hoá Việt Nam

Khuôn viên văn hoá Việt Nam dibentuk bersama oleh imigran baru asal Vietnam Elly Kim Hong dan suami orang Taiwannya Tsai Tsung-lung pada Mei 2017. Wisma budaya telah lama menaruh perhatian khusus kepada isu-isu terkait budaya dan pendidikan imigran baru dan pekerja migran di Taiwan, dengan harapan dapat membangun sebuah wadah yang melampaui bentuk stereotip pada kuliner dan pameran atau pertunjukan, dan menjadi basis pertukaran budaya Asia Tenggara. Sebagian besar anggota tim lintas budaya saat ini terdiri dari imigran baru imigran generasi kedua asal Vietnam, pekerja migran Vietnam dan sukarelawan Taiwan. Selain sering mengadakan seminar bertemakan Asia Tenggara, juga mengadakan kelas bahasa, teknik visual dan lokakarya drama dan pelatihan seni, dengan harapan masyarakat Taiwan bisa mengapresiasi pernikahan dan keluarga transnasional yang memiliki budaya bi-etnis, dan lebih memahami budaya negara asal pekerja migran. Dengan adanya pengalaman multikultural dan pertukaran kisah hidup ini diharapkan dapat mengurangi stereotip masyarakat Taiwan terhadap negara-negara Asia Tenggara.

  • Facebook

“Mendengarkan kata mu ”, platform yang memberikan konsultasi tentang hukum dan kesehatan ini dibentuk bersama oleh Sutradara Tsai Tsung-lung dan Chang Shao-yun. Platform yang berbasis di Khuôn viên văn hoá Việt Nam ini bekerja sama dengan pengacara, apoteker dan psikolog setempat untuk memberikan layanan secara gratis dalam bidang layanan konsultasi hukum tatap muka, pemakaian obat dan konsultasi psikologi one-by-one kepada pekerja migran, imigran baru generasi kedua dan bahkan juga kepada keluarga dari pekerja migran atau majikannya, untuk membantu mereka menghadapi permasalah dalam kehidupan dan pekerjaan mereka.

Mendengarkan kata mu 

  • Facebook
  • Instagram
  • YouTube
bottom of page